Proses
pengolahan sampah dilakukan setelah pengambilan sampah selesai dilakukan
semuanya. Adapun proses pengolahan sampah sebagai berikut :
1. Memeriksa
kesiapan mesin pencacah meliputi :
·
Pengecekan air radiator
·
Pengecekan bahan bakar mesin
·
Pemasangan karung untuk sampah yang sudah dicacah agar
tidak bertebaran selama proses pencacahan.
2. Memeriksa
sampah organik yang ada tidak tercampur dengan sampah anorganik dan
sampah B3. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan pada mata pisau mesin
pencacah. Disamping itu agar sampah yang diolah nantinya dapat menjadi kompos
tanpa tercampur dengan sampah anorganik. Untuk daun dipisahkan dari rantingnya
terlebih dahulu karena ranting proses untuk menjadi kompos membutuhkan waktu
yang lama dan dapat merusak pisau.
3. Proses
selanjutnya adalah proses pencacahan. Setelah mesin dihidupkan dan diatur dalam
posisi putaran tinggi maka sampah siap dimasukan ke mesin pencacah. Putaran
mesin tinggi akan menghasilkan hasil cacahan lebih kecil sehingga mempercepat
proses pengomposan.
Sampah dimasukan secara bertahap
untuk menjaga putaran mesin tetap stabil dan tidak cepat rusak. Dibutuhkan alat
berupa tongkat untuk mendorong sampah yang dimasukan ke mesin jika terjadi
penyumbatan di lubang pemasukan sampah ke mesin pencacah.
4. Proses
selanjutnya adalah pemberian EM4 ke dalam sampah yang sudah dicacah. Pemberian
EM4 diatur agar sampah tidak terlalu banyak cairan yang akan mengakibatkan
pembusukan karena terlalu banyak air dan dilakukan pengadukan agar EM4 merata
tercampur dengan cacahan sampah organik disemua lapisan.
5. Penempatan
ke bak fermentasi
Penempatan sampah yang sudah
dicampur dengan EM4 ke dalam bak penguraian untuk sampah yang diolah dalam 1
hari dimasukan ke dalam 1 bak tersendiri terkecuali sampah yang diolah melebihi
kapasitas daya tamping bak pengurai, maka akan ditempatkan ke bak berikutnya.
Proses penguraian di dalam bak ini berlangsung selama 2 minggu.
6. Proses
pengadukan sampah
Pengadukan ini dilakukan setiap 3 –
4 hari sekali untuk menjaga suhu kompos agar berkisar 30 0 – 37 0
C, Pengaturan suhu penting dilakukan agar proses fermentasi sampah dapat
berlangsung. Apabila suhu terlalu tinggi akan mematikan bakteri pengurai
sehingga terjadi pembusukan sampah. Hal ini ditandai dengan munculnya cairan
lindi atau licid yang berbau dan munculnya ulat. Dari hasil pantauan suhu
meningkat pada hari ke dua setelah peletakan di bak fermentasi dan menurun pada
hari ke 12 yang berkisar 34 0 -36 0 C.
7. Proses
Packing Kompos
Pada tahap ini belum ada kompos yang
dikemas. Rencana dari masing-masing KSM, kompos akan dikemas kedalam plastik
dengan ukuran 3 Kg dengan harga jual Rp 1.500,-/Kg. Rencana hasil kompos akan
didistribusikan ke RT – RT sebagai bentuk sosialisasi.
No comments:
Post a Comment