3R terdiri atas reuse, reduce, dan recycle. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Reduceberarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.
Monday, January 16, 2017
Sunday, January 8, 2017
Teknologi Pembangunan Masyarakat Pedesaan: Jembatan Gantung
Teknologi Pembangunan Masyarakat Pedesaan: Jembatan Gantung: Jembatan gantung adalah jenis jembatan yang menggunakan tumpuan ketegangan kabel daripada tumpuan samping . Sebuah jembatan gantun...
Teknologi Pembangunan Masyarakat Pedesaan: Langkah-langkah Pelaksanaan Pembangunan Gedung
Teknologi Pembangunan Masyarakat Pedesaan: Langkah-langkah Pelaksanaan Pembangunan Gedung: I. Pekerjaan Awal 1. Pengukuran Yang dimaksud dengan pengukuran adalah sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan posisi dari b...
Reuse Reduce Recycle: Reuse Reduce Recycle: Susun Pengurus KSM Mekarwang...
Reuse Reduce Recycle: Reuse Reduce Recycle: Susun Pengurus KSM Mekarwang...: Reuse Reduce Recycle: Susun Pengurus KSM Mekarwangi Mandiri : KSM Mekarwangi Mandiri dengan susunan Pengurus Sebagai Berikut : 1. Ketua...
Reuse Reduce Recycle: Susun Pengurus KSM Mekarwangi Mandiri
Reuse Reduce Recycle: Susun Pengurus KSM Mekarwangi Mandiri: KSM Mekarwangi Mandiri dengan susunan Pengurus Sebagai Berikut : 1. Ketua ...
Saturday, January 7, 2017
Friday, January 6, 2017
PERENCANAAN BANGUNAN PENDUKUNG
Bangunan pendukung merupakan bagian tak terpisahkan dalam bangunan TPS 3R, yang mer-
upakan bangunan penunjang dalam kegiatan TPS 3R. Adapun bangunan pendukung yang
dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Bangunan pendukung keamanan (keamanan dalam bangunan TPS 3R
maupun keamanan mesin-mesin dll).
2. Bangunan
Pendukung Pengolahan Leachate (Lindi)
3. Bangunan
pendukung bangunan utama (harus ada talut, jalan penghubung dll)
4. Green belt
(sumur resapan, biopori, taman dll)
SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN
Spesifikasi ini merupakan
pelengkap dan harus
dibaca bersama sama dengan gambar gambar,
yang keduanya secara bersama menguraikan pekerjaan yang akan dilaksanakan.
Penjelasan Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus di- padukan dalam
konstruksi konstruksi yang dilakukan oleh TFL Teknik
kepada KSM atau Komite
Pengadaan KSM harus di tandatangani bersama, sebagai bukti kesepakatan jenis
pekerjaan dan spek material yang telah di sepakati.
Dengan mempertimbangkan material lokal, spesifikasi untuk
pekerjaan yang harus dilaksana- kan dan material yang harus dipakai, harus
diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian
bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material
tersebut dijumpai.
1. Spesifikasi
Bangunan Struktural Utama a. Pondasi :
1) Diperhatikan kondisi tanah dan bangunan
yang sudah ada disekitarnya.
2) Prioritaskan bahan adalah material
lokal.
b. Dinding :
Prioritaskan bahan material
lokal.
c. Rangka Utama :
1) Prioritaskan bahan material lokal.
2) Perhitungkan dengan rencana umur
bangunan.
3) Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi
(pinggir laut,kecepatan angin, dll)
d. Penutup Atap :
1) Prioritaskan bahan material lokal.
2) Tahan korosi, tahan benturan, mudah
menggantinya
2.strukturbaja
a. Tiang Utama Bangunan
Dari baja profil IWF dengan dimensi
Ukuran 250 x 75 x 5 x 7 mm, baja Krakatau
Steel
atau setara. Tinggi 4 meter dihitung
dari tempat kedudukan kolom penyangga tiang
utama dan di beri plat
pengaku.
b. Kuda-kuda
Dari baja profil IWF dengan dimensi
Ukuran 250 x 75 x 5 x 7 mm, baja Krakatau
Steel
atau setara dengan sambungan
las pada plat pengaku serta sambungan baut pada
konstruksinya. Antar
kuda-kuda diberi ikatan angin dengan besi ø16 mm .
c. Gording
Dari baja profil Kanal
dengan dimensi 100 x 50 x 20 x 2 x 3 mm, baja Krakatau Steel
atau setara dengan sambungan
las antara gording dengan plat siku dan kuda-kuda,
dimensi siku-siku 100 x 100
x 10 mm. Antar gording diberi penyetabil / Trecstang
dari besi dimensi 12 mm
MINIMAL DESAIN BANGUNAN TPS 3R
Desain
bangungan TPS 3R minimal memuat beberapa hal sebagai berikut :
1. Area Penerimaan/Dropping
Area
2. Area Pemilahan/Separasi
3. Area Pencacahan dengan mesin pencacah
4. Area Komposting dengan
metode yang dipilih
5. Area Pematangan
Kompos/Angin
6. Mempunyai Gudang Kompos
dan Lapak serta tempat Residu
7. Mempunyai minimum kantor
8. Mempunyai sarana air bersih dan sanitasiPengolahan Sampah di TPS 3R
Proses
pengolahan sampah dilakukan setelah pengambilan sampah selesai dilakukan
semuanya. Adapun proses pengolahan sampah sebagai berikut :
1. Memeriksa
kesiapan mesin pencacah meliputi :
·
Pengecekan air radiator
·
Pengecekan bahan bakar mesin
·
Pemasangan karung untuk sampah yang sudah dicacah agar
tidak bertebaran selama proses pencacahan.
2. Memeriksa
sampah organik yang ada tidak tercampur dengan sampah anorganik dan
sampah B3. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan pada mata pisau mesin
pencacah. Disamping itu agar sampah yang diolah nantinya dapat menjadi kompos
tanpa tercampur dengan sampah anorganik. Untuk daun dipisahkan dari rantingnya
terlebih dahulu karena ranting proses untuk menjadi kompos membutuhkan waktu
yang lama dan dapat merusak pisau.
3. Proses
selanjutnya adalah proses pencacahan. Setelah mesin dihidupkan dan diatur dalam
posisi putaran tinggi maka sampah siap dimasukan ke mesin pencacah. Putaran
mesin tinggi akan menghasilkan hasil cacahan lebih kecil sehingga mempercepat
proses pengomposan.
Sampah dimasukan secara bertahap
untuk menjaga putaran mesin tetap stabil dan tidak cepat rusak. Dibutuhkan alat
berupa tongkat untuk mendorong sampah yang dimasukan ke mesin jika terjadi
penyumbatan di lubang pemasukan sampah ke mesin pencacah.
4. Proses
selanjutnya adalah pemberian EM4 ke dalam sampah yang sudah dicacah. Pemberian
EM4 diatur agar sampah tidak terlalu banyak cairan yang akan mengakibatkan
pembusukan karena terlalu banyak air dan dilakukan pengadukan agar EM4 merata
tercampur dengan cacahan sampah organik disemua lapisan.
5. Penempatan
ke bak fermentasi
Penempatan sampah yang sudah
dicampur dengan EM4 ke dalam bak penguraian untuk sampah yang diolah dalam 1
hari dimasukan ke dalam 1 bak tersendiri terkecuali sampah yang diolah melebihi
kapasitas daya tamping bak pengurai, maka akan ditempatkan ke bak berikutnya.
Proses penguraian di dalam bak ini berlangsung selama 2 minggu.
6. Proses
pengadukan sampah
Pengadukan ini dilakukan setiap 3 –
4 hari sekali untuk menjaga suhu kompos agar berkisar 30 0 – 37 0
C, Pengaturan suhu penting dilakukan agar proses fermentasi sampah dapat
berlangsung. Apabila suhu terlalu tinggi akan mematikan bakteri pengurai
sehingga terjadi pembusukan sampah. Hal ini ditandai dengan munculnya cairan
lindi atau licid yang berbau dan munculnya ulat. Dari hasil pantauan suhu
meningkat pada hari ke dua setelah peletakan di bak fermentasi dan menurun pada
hari ke 12 yang berkisar 34 0 -36 0 C.
7. Proses
Packing Kompos
Pada tahap ini belum ada kompos yang
dikemas. Rencana dari masing-masing KSM, kompos akan dikemas kedalam plastik
dengan ukuran 3 Kg dengan harga jual Rp 1.500,-/Kg. Rencana hasil kompos akan
didistribusikan ke RT – RT sebagai bentuk sosialisasi.
Pengambilan Sampah Dari Warga
Pengambilan
sampah dilakukan oleh petugas dari KSM setiap harinya. Pengurus menyusun rute
pengambilan sampah agar dalam pengambilan dapat efektif dan menghemat bahan
bakar. Pada saat uji coba dalam pengambilan sampah dari warga masih bertahap
dan belum dapat dilaksanakan pengambilan pada semua wilayah layanan. Hal ini
dilakukan karena petugas pengambil sampah dan operator masih dalam tahap
latihan, dan diharapkan dalam waktu satu bulan
daerah layanan dapat terlayani semua.
Pada tahap awal pengambilan sampah
masih terdapat warga yang belum memilah sampah. Untuk sementara waktu sampah
yang belum dipilah oleh warga tetap diangkut dan dibawa ke TPS 3R untuk
dilakukan pemilahan oleh petugas.
Jenis
sampah yang diambil meliputi sampah sisi sayuran, kulit buah, kertas, plastik makanan,
tas plastik,
ampas kelapa, daun pembungkus makanan dan daun dari halaman saat adanya
kegiatan bersih-bersih halaman rumah.
Pengangkutan sampah dilakukan dengan
menggunakan sarana gerobak motor dengan petugas
yang mengoperasionalkan satu
orang supir dan satu orang asisten sehingga
dibutuhkan 2
orang petugas dalam melaksakan kegiatan pengambilan sampah Petugas pengambil
sampah ini disamping bertugas mengambil sampah diwarga wilayah cakupan juga
melakukan sosialisasi kepada warga yang belum memilah sampah.
Kendala yang dihadapi
saat pengambilan sampah adalah petugas belum terbiasa menggunakan gerobak
motor sehingga dalam pengambilan memakan
waktu lama
Uji Coba Pengelolaan Sampah
Kegiatan uji coba peralatan mesin pencacah dilaksanakan
sebagai bentuk persiapan bagi pengurus/pelaksana nantinya di TPS 3R
Mekarwangi Mandiri .
Pelaksanaan uji coba dilakukan di TPS 3R dimana sudah siap baik bangunan maupun prasarana dan
sarana pendukungnya. Sebagai instruktur dalam uji coba ini adalah teknisi dari
supplier mesin pencacah. Adapun tahap pelaksanaan uji coba adalah sebagai
berikut :
1. Penjelasan
tentang cara kerja dan perawatan mesin pencacah organaik,
anorganik dan pengayak
yang meliputi :
·
Pengenalan
tentang kerja mesin
·
Pengecekan
dan penggantian oli mesin yang dilakukan setiap 100 jam sekali
·
Pengecekan
air radiator yang dilakukan setiap 2 hari sekali
·
Pengecekan
saringan udara dilakukan setiap 1 minggu sekali
·
Pengecekan
bahan bakar setiap 2 hari sekali
2. Penyiapan
bahan baku sampah dan pencacahan
·
Setelah
bahan baku siap tersedia maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemilahan
ulang atas sampah organik untuk memastikan bahwa sampah organik tersebut tidak
terdapat campuran sampah anorganik yang dapat merusak mesin pencacah. Sampah yang dapat merusak pisau pencacah biasanya
adalah plastic, dahan pohon dan logam. Dengan adanya pemilahan diharapkan
kualitas kompos menjadi baik dan dapat memperpanjang usia mesin pencacah.
·
Selanjutnya
setelah sampah organik bebas dari sampah anorganik maka dilakukan pencacahan.
Sampah dimasukan kedalam mesin secara bertahap hingga sampah habis. Untuk 1 m3
sampah dapat diselesaikan dalam waktu ± 20 menit.
3. Pemberian EM4
·
Setelah
sampah selesai dicacah langkah selanjutnya adalah dengan memindahkannya ke
tempat bak fermentasi untuk diberi larutan EM4. Pencampuran EM4 dengan air
dilakukan dengan perbandingan 1 tutup botol EM4 dicampur dengan 1 liter air.
·
EM4
disemprotkan ke dalam tumpukan sampah secara merata
·
Sampah
kemudian diaduk – aduk untuk meratakan EM4
·
Untuk
mempercepat proses fermentasi maka dilakukan pengecekan terhadap suhu.
·
Perlu
dilakukan pengadukan setiap 2 hari sekali untuk menjaga suhu. Suhu yang terlalu
tinggi akan menyebabkan terjadinyapembusukan pada sampah.
4. Perawatan
mesin
setelah digunakan
·
Perawatan
terhadap mesin setelah digunakan perlu dilakukan untuk menjaga agar mesin tidak
berkarat dan cepat rusak. Hal ini karena sampah mengandung zat asam dan
menghindarkan bau sampah pada mesin.
·
Perawatan
ini juga berguna untuk menjaga pisau agar tidak cepat tumpul.
Secara
keseluruhan uji coba mesin pencacah berjalan dengan lancar dan operator di yang
mengelola sampah berlatih secara langsung. Yang menjadi perhatian dari
kebanyakan operator adalah perawatan mesin dan pemberian EM4 yang sesuai
sehingga proses fermentasi dapat lebih cepat.
Penyusunan Detail Engineering Design (DED)
DED (Detail Engineering Design) adalah gambar perencanaan &
pelaksanaan rinci dari bentuk fisik TPS 3R beserta semua fasilitas/ peralatan
yang ada di lingkungan TPS 3R yang memiliki spesifikasi
berdasarkan kapasitas sampah yang diolah. Secara umum TPS 3R. terdiri dari
bangunan (area pemilahan, pengomposan, kantor pengendali dan gudang
penyimpanan), peralatan (mesin pencacah sampah organik, pengayak kompos), dan
buffer zone. Tahapan kegiatan penyusunan DED dan RAB sebagai berikut:
1. Penyusunan konsep TPS 3R
2. Pembuatan
diagram proses TPS 3R
3. Perhitungan
keseimbangan material sampah masuk dan sampah keluar
4. Perhitungan
besaran utama dari setiap komponen proses
5. Menentukan peralatan mempertimbangkan
jenis produksi kompos dan pemilahan sampah anorganik yg akan diproduksi.
6. Menentukan
kebutuhan ruang yang dibutuhkan
7. Membuat
desain TPS 3R
8. Membuat
RAB TPS 3R
9. Menyusun
Rencana Anggaran Biaya
10. Assitensi hasil DED dan
RAB ke Satuan Kerja PSPLP Provinsi Jawa Barat
Dasar-dasar
dalam penyusunan gambar DED, yaitu :
1. Pengolahan
data awal
2. Minimal
desain bangunan TPS 3R
3. Pembuatan
desain arsitektural
4. Spesifikasi
teknik bangunan dan peralatan
5. Perencanaan
bangunan pendukung
6. Resiko
salah perencanaan
Jumlah Penerima Manfaat : 400
KK yang terdiri dari 1298 Jiwa
1.
Sistem terpilih : TPS3R ( Tempat Pengolahan Sampah 3R )
a.
Komponen Bangunan
·
Area
Pemilahan
·
Area Mesin Cacah Organik
·
Area
Mesin Cacah Plastik
·
Area
Mesin Pengayakan
·
Area
Pengomposan
·
Ruang
Kantor
·
Gudang
dan Ruang Peralatan
b.
Komponen Pengolahan sampah organic
· Open
Windrow (Beton Berongga)
c.
Komponen Sarana TPS3R
· Jalan
Rabat Beton
· Tembok
Penahan Tanah
· Taman
9. Total RAB : Rp 514.184.900,00-
Ppn : Rp 35.815.100
Total :
550.000.000
Terbilang : Lima Ratus Lima Puluh Juta Rupiah
10.Sumber
Dana : 1. Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat
Jenderal
Cipta Karya,Cq Satuan Kerja Penyehatan Lingkungan
Pemukiman Jawa Barat
Rp
550.000.000,00-
2. Konstribusi
Masyarakat Calon Penerima Manfaat berupa In Cash Rp 6.000.000
11. Waktu Konstruksi : Agustus - Desember 2016
12. Pelaksana : KSM “ 3R Mekarwangi Mandiri
Survey Harga Material Dan Upah Tenaga Kerja
KSM melakukan survey harga bahan/material dan upah tenaga
kerja guna penyusunan rencana anggaran biaya (RAB) dengan cara sebagai berikut :
1.
Menyusun daftar kebutuhan
bahan/material dan spesifikasi teknis dan daftar kebutuhan
tenaga kerja yang didasarkan pada gambar perencanaan.
2. Melakukan survey harga bahan/material
ke toko bahan bangunan/pemasok terhadap setidaknya 3 toko bahan
bangunan/pemasok, mengumpulkan kwitansi pembelian ba rang oleh masyarakat
sebelumnya, survey di internet, dll.
3. Melakukan survey upah
tenaga kerja yang didasarkan upah tenaga kerja setempat.
4. Membuat berita
acara survey harga bahan/material dan upah tenaga kerja.
5. Membuat berita acara penetapan toko material yang ditunjuk dengan
mempertimbangkan toko tersebut memiliki bahan/material sesuai spesifikasi
teknis dan mampumensuplai dengan harga yang kompetitif
Subscribe to:
Posts (Atom)