Tuesday, March 7, 2017

Langkah Langkah Mengolah Sampah Organik Menjadi Pupuk Kompos



Berikut kami sampaikan beberapa langkah mengolah sampah organik menjadi kompos yang bisa anda lakukan untuk keperluan sendiri atau kelompok. 



Bahan : daun gugur, sisa sayuran, rumput, atau juga sampah dari sisa pertanian.

Cara Kerja Mengolah Sampah organik menjadi kompos
  1. Siapkan sampah organikdipilah dan di pilih  (seperti daun gugur, sisa sayuran, rumput dan sampah lainnya) dipotong sampai berbentuk kecil-kecil. Cara pemotongan bisa secara manual atau menggunakan mesin pencacah sampah organik. 

  2. Campurkan sampah organik yang sudah di cacah atau dipotong-potong tadi dan kotoran kambing dengan komposisi 3:1 .Dalam jumlah besar, proses pencampuran akan sangat mudah jika menggunakan mixer kompos.
  3. Siapkan setengah gelas larutan gula atau 100 ml (bisa dibuat dari gula pasir dan air biasa), menyesuaikan banyaknya bahan sampah organik yang ada.
  4. Siapkan 10 ml larutan bakteri EM4, bisa dibeli toko-toko pertanian,  jika anda ragu takarannya bisa dilihat cara penggunaannya yang tercantum dalam botol atau menyesuaikan banyaknya bahan yang akan dibuat.
  5. Bahan sampah organik yang sudah dicampur dengan kotoran kambing, kemudian disiram dengan larutan gula dan larutan EM4, lalu campurkan hingga merata sampai bahan menjadi basah atau lembab. Jika perlu percikkan air secukupnya agar semua bahan menjadi cukup basah.
  6. Bahan pupuk kompos yang sudah selesai dicampur, kemudian dimasukan ke dalam wadah, bisa menggunakan bak penampungan, karung, plastik besar atau Bak Komposer. Lama proses fermentasi dari bahan hingga pupuk siap digunakan sekitar 2 – 3 bulan, karena itu untuk mempercepat prosesnya setiap 2 minggu sekali bahan-bahan tersebut dibolak-balik dan percikkan air secukupnya untuk menjaga agar tetap basah
  7. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan berkelanjutan, sebaiknya pembuatan pupuk kompos dilakukan secara periodik. Sehingga pemanfaatannya bisa digunakan secara berkelanjutan dan sampah organik tidak perlu dibuang, karena kita telah bisa mengambil manfaatnya dengan mengolahnya menjadi pupuk kompos.
Setelah melihat uraian diatas, ternyata memang membuat pupuk kompos sangat mudah. Yang menjadi kunci dari proses diatas adalah konsistensi terhadap proses. Mengingat hal utama dalam pengolahan kompos adalah ketelatenan.
Sekarang sudah jelas bukan..?? dan ternyata tidak sesulit yang kita bayangkan, asal kita mau melakukan. Semoga bermanfaat..

Sunday, January 8, 2017

Teknologi Pembangunan Masyarakat Pedesaan: Jembatan Gantung

Teknologi Pembangunan Masyarakat Pedesaan: Jembatan Gantung: Jembatan gantung adalah jenis jembatan yang menggunakan tumpuan ketegangan kabel daripada tumpuan samping . Sebuah jembatan gantun...

Teknologi Pembangunan Masyarakat Pedesaan: Langkah-langkah Pelaksanaan Pembangunan Gedung

Teknologi Pembangunan Masyarakat Pedesaan: Langkah-langkah Pelaksanaan Pembangunan Gedung: I. Pekerjaan Awal 1. Pengukuran Yang dimaksud dengan pengukuran adalah sebelum memulai pekerjaan, untuk menentukan posisi dari b...

Reuse Reduce Recycle: Reuse Reduce Recycle: Susun Pengurus KSM Mekarwang...

Reuse Reduce Recycle: Reuse Reduce Recycle: Susun Pengurus KSM Mekarwang...: Reuse Reduce Recycle: Susun Pengurus KSM Mekarwangi Mandiri : KSM Mekarwangi Mandiri dengan susunan Pengurus Sebagai Berikut : 1. Ketua...

Reuse Reduce Recycle: Susun Pengurus KSM Mekarwangi Mandiri

Reuse Reduce Recycle: Susun Pengurus KSM Mekarwangi Mandiri: KSM Mekarwangi Mandiri dengan susunan Pengurus Sebagai Berikut : 1. Ketua                                                             ...

Friday, January 6, 2017

PERENCANAAN BANGUNAN PENDUKUNG

Bangunan pendukung merupakan bagian tak terpisahkan dalam bangunan TPS 3R, yang mer- upakan bangunan penunjang dalam kegiatan TPS 3R. Adapun bangunan pendukung yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Bangunan pendukung keamanan (keamanan dalam bangunan TPS 3R maupun keamanan mesin-mesin dll).
2. Bangunan Pendukung Pengolahan Leachate (Lindi)
3. Bangunan pendukung bangunan utama (harus ada talut, jalan penghubung dll)

4. Green belt (sumur resapan, biopori, taman dll)

SPESIFIKASI TEKNIS BANGUNAN

Spesifikasi ini merupakan pelengkap dan harus dibaca bersama sama dengan gambar gambar, yang keduanya secara bersama menguraikan pekerjaan yang akan dilaksanakan. Penjelasan Istilah pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus di- padukan dalam konstruksi konstruksi yang dilakukan oleh TFL Teknik kepada KSM atau Komite Pengadaan KSM harus di tandatangani bersama, sebagai bukti kesepakatan jenis pekerjaan dan spek material yang telah di sepakati.

Dengan mempertimbangkan material lokal, spesifikasi untuk pekerjaan yang harus dilaksana- kan dan material yang harus dipakai, harus diterapkan baik pada bagian dimana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian bagian lain dari pekerjaan dimana pekerjaan atau material tersebut dijumpai.

1. Spesifikasi Bangunan Struktural Utama a. Pondasi :
1)   Diperhatikan kondisi tanah dan bangunan yang sudah ada disekitarnya.
2)   Prioritaskan bahan adalah material lokal.
b. Dinding :
Prioritaskan bahan material lokal.
c. Rangka Utama :
1)   Prioritaskan bahan material lokal.
2)   Perhitungkan dengan rencana umur bangunan.
3)   Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi (pinggir laut,kecepatan angin, dll)
d. Penutup Atap :
1)   Prioritaskan bahan material lokal.
2)   Tahan korosi, tahan benturan, mudah menggantinya
2.strukturbaja
a. Tiang Utama Bangunan
Dari baja profil IWF dengan dimensi Ukuran 250 x 75 x 5 x 7 mm, baja Krakatau Steel
atau setara. Tinggi 4 meter dihitung dari tempat kedudukan kolom penyangga tiang
utama dan di beri plat pengaku.
b. Kuda-kuda
Dari baja profil IWF dengan dimensi Ukuran 250 x 75 x 5 x 7 mm, baja Krakatau Steel
atau setara dengan sambungan las pada plat pengaku serta sambungan baut pada
konstruksinya. Antar kuda-kuda diberi ikatan angin dengan besi ø16 mm .
c. Gording
Dari baja profil Kanal dengan dimensi 100 x 50 x 20 x 2 x 3 mm, baja Krakatau Steel
atau setara dengan sambungan las antara gording dengan plat siku dan kuda-kuda,
dimensi siku-siku 100 x 100 x 10 mm. Antar gording diberi penyetabil / Trecstang
dari besi dimensi 12 mm


MINIMAL DESAIN BANGUNAN TPS 3R

Desain bangungan TPS 3R minimal memuat beberapa hal sebagai berikut :
1. Area Penerimaan/Dropping Area
2. Area Pemilahan/Separasi
3. Area  Pencacahan dengan mesin pencacah
4. Area Komposting dengan metode yang dipilih
5. Area Pematangan Kompos/Angin
6. Mempunyai Gudang Kompos dan Lapak serta tempat Residu
7. Mempunyai minimum kantor
8. Mempunyai sarana air bersih dan sanitasi

Pengolahan Sampah di TPS 3R

Proses pengolahan sampah dilakukan setelah pengambilan sampah selesai dilakukan semuanya. Adapun proses pengolahan sampah sebagai berikut  :
     1.    Memeriksa kesiapan mesin pencacah meliputi  :
·         Pengecekan air radiator
·         Pengecekan bahan bakar mesin
·         Pemasangan karung untuk sampah yang sudah dicacah agar tidak bertebaran selama proses pencacahan.
     2.    Memeriksa sampah organik yang ada tidak tercampur dengan sampah anorganik dan sampah B3. Hal ini dilakukan untuk menghindari kerusakan pada mata pisau mesin pencacah. Disamping itu agar sampah yang diolah nantinya dapat menjadi kompos tanpa tercampur dengan sampah anorganik. Untuk daun dipisahkan dari rantingnya terlebih dahulu karena ranting proses untuk menjadi kompos membutuhkan waktu yang lama dan dapat merusak pisau.
     3.    Proses selanjutnya adalah proses pencacahan. Setelah mesin dihidupkan dan diatur dalam posisi putaran tinggi maka sampah siap dimasukan ke mesin pencacah. Putaran mesin tinggi akan menghasilkan hasil cacahan lebih kecil sehingga mempercepat proses pengomposan.
            Sampah dimasukan secara bertahap untuk menjaga putaran mesin tetap stabil dan tidak cepat rusak. Dibutuhkan alat berupa tongkat untuk mendorong sampah yang dimasukan ke mesin jika terjadi penyumbatan di lubang pemasukan sampah ke mesin pencacah.
     4.    Proses selanjutnya adalah pemberian EM4 ke dalam sampah yang sudah dicacah. Pemberian EM4 diatur agar sampah tidak terlalu banyak cairan yang akan mengakibatkan pembusukan karena terlalu banyak air dan dilakukan pengadukan agar EM4 merata tercampur dengan cacahan sampah organik disemua lapisan.
     5.    Penempatan ke bak fermentasi
            Penempatan sampah yang sudah dicampur dengan EM4 ke dalam bak penguraian untuk sampah yang diolah dalam 1 hari dimasukan ke dalam 1 bak tersendiri terkecuali sampah yang diolah melebihi kapasitas daya tamping bak pengurai, maka akan ditempatkan ke bak berikutnya. Proses penguraian di dalam bak ini berlangsung selama 2 minggu.
     6.    Proses pengadukan sampah
            Pengadukan ini dilakukan setiap 3 – 4 hari sekali untuk menjaga suhu kompos agar berkisar 30 0 – 37 0 C, Pengaturan suhu penting dilakukan agar proses fermentasi sampah dapat berlangsung. Apabila suhu terlalu tinggi akan mematikan bakteri pengurai sehingga terjadi pembusukan sampah. Hal ini ditandai dengan munculnya cairan lindi atau licid yang berbau dan munculnya ulat. Dari hasil pantauan suhu meningkat pada hari ke dua setelah peletakan di bak fermentasi dan menurun pada hari ke 12 yang berkisar 34 0 -36 0 C.
     7.    Proses Packing Kompos

            Pada tahap ini belum ada kompos yang dikemas. Rencana dari masing-masing KSM, kompos akan dikemas kedalam plastik dengan ukuran 3 Kg dengan harga jual Rp 1.500,-/Kg. Rencana hasil kompos akan didistribusikan ke RT – RT sebagai bentuk sosialisasi.

Pengambilan Sampah Dari Warga

Pengambilan sampah dilakukan oleh petugas dari KSM setiap harinya. Pengurus menyusun rute pengambilan sampah agar dalam pengambilan dapat efektif dan menghemat bahan bakar. Pada saat uji coba dalam pengambilan sampah dari warga masih bertahap dan belum dapat dilaksanakan pengambilan pada semua wilayah layanan. Hal ini dilakukan karena petugas pengambil sampah dan operator masih dalam tahap latihan, dan diharapkan dalam waktu satu bulan  daerah layanan dapat terlayani semua.
            Pada tahap awal pengambilan sampah masih terdapat warga yang belum memilah sampah. Untuk sementara waktu sampah yang belum dipilah oleh warga tetap diangkut dan dibawa ke TPS 3R untuk dilakukan pemilahan oleh petugas.
Jenis sampah yang diambil meliputi sampah sisi sayuran, kulit buah, kertas, plastik makanan, tas plastik, ampas kelapa, daun pembungkus makanan dan daun dari halaman saat adanya kegiatan bersih-bersih halaman rumah.
            Pengangkutan sampah dilakukan dengan menggunakan sarana gerobak motor  dengan petugas yang mengoperasionalkan satu orang supir dan  satu orang asisten sehingga dibutuhkan 2 orang petugas dalam melaksakan kegiatan pengambilan sampah Petugas pengambil sampah ini disamping bertugas mengambil sampah diwarga wilayah cakupan juga melakukan sosialisasi kepada warga yang belum memilah sampah.
Kendala yang dihadapi saat pengambilan sampah adalah petugas belum terbiasa menggunakan gerobak motor  sehingga dalam pengambilan memakan waktu lama

Uji Coba Pengelolaan Sampah

Kegiatan uji coba peralatan mesin pencacah dilaksanakan sebagai bentuk persiapan bagi pengurus/pelaksana nantinya di TPS 3R Mekarwangi Mandiri . Pelaksanaan uji coba dilakukan di TPS 3R dimana sudah siap baik bangunan maupun prasarana dan sarana pendukungnya. Sebagai instruktur dalam uji coba ini adalah teknisi dari supplier mesin pencacah. Adapun tahap pelaksanaan uji coba adalah sebagai berikut  :
1.  Penjelasan tentang cara kerja dan perawatan mesin pencacah organaik, anorganik dan pengayak yang meliputi  :
·         Pengenalan tentang kerja mesin
·         Pengecekan dan penggantian oli mesin yang dilakukan setiap 100 jam sekali
·         Pengecekan air radiator yang dilakukan setiap 2 hari sekali
·         Pengecekan saringan udara dilakukan setiap 1 minggu sekali
·         Pengecekan bahan bakar setiap 2 hari sekali
2.  Penyiapan bahan baku sampah dan pencacahan
·         Setelah bahan baku siap tersedia maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemilahan ulang atas sampah organik untuk memastikan bahwa sampah organik tersebut tidak terdapat campuran sampah anorganik yang dapat merusak mesin pencacah. Sampah  yang dapat merusak pisau pencacah biasanya adalah plastic, dahan pohon dan logam. Dengan adanya pemilahan diharapkan kualitas kompos menjadi baik dan dapat memperpanjang usia mesin pencacah.
·         Selanjutnya setelah sampah organik bebas dari sampah anorganik maka dilakukan pencacahan. Sampah dimasukan kedalam mesin secara bertahap hingga sampah habis. Untuk 1 m3 sampah dapat diselesaikan dalam waktu ± 20 menit.
3.  Pemberian EM4
·         Setelah sampah selesai dicacah langkah selanjutnya adalah dengan memindahkannya ke tempat bak fermentasi untuk diberi larutan EM4. Pencampuran EM4 dengan air dilakukan dengan perbandingan 1 tutup botol EM4 dicampur dengan 1 liter air.
·         EM4 disemprotkan ke dalam tumpukan sampah secara merata
·         Sampah kemudian diaduk – aduk untuk meratakan EM4
·         Untuk mempercepat proses fermentasi maka dilakukan pengecekan terhadap suhu.
·         Perlu dilakukan pengadukan setiap 2 hari sekali untuk menjaga suhu. Suhu yang terlalu tinggi akan menyebabkan terjadinyapembusukan pada sampah.
4.  Perawatan mesin setelah digunakan
·         Perawatan terhadap mesin setelah digunakan perlu dilakukan untuk menjaga agar mesin tidak berkarat dan cepat rusak. Hal ini karena sampah mengandung zat asam dan menghindarkan bau sampah pada mesin.
·         Perawatan ini juga berguna untuk menjaga pisau agar tidak cepat tumpul.
     Secara keseluruhan uji coba mesin pencacah berjalan dengan lancar dan operator di yang mengelola sampah berlatih secara langsung. Yang menjadi perhatian dari kebanyakan operator adalah perawatan mesin dan pemberian EM4 yang sesuai sehingga proses fermentasi dapat lebih cepat.






Penyusunan Detail Engineering Design (DED)

DED (Detail Engineering Design) adalah gambar perencanaan & pelaksanaan rinci dari bentuk fisik TPS 3R beserta semua fasilitas/ peralatan yang ada di lingkungan TPS 3R yang memiliki spesifikasi berdasarkan kapasitas sampah yang diolah. Secara umum TPS 3R. terdiri dari bangunan (area pemilahan, pengomposan, kantor pengendali dan gudang penyimpanan), peralatan (mesin pencacah sampah organik, pengayak kompos), dan buffer zone. Tahapan kegiatan penyusunan DED dan RAB sebagai berikut:
1.   Penyusunan konsep TPS 3R
2.   Pembuatan diagram proses TPS 3R
3.   Perhitungan keseimbangan material sampah masuk dan sampah keluar
4.   Perhitungan besaran utama dari setiap komponen proses
5.   Menentukan peralatan mempertimbangkan jenis produksi kompos dan pemilahan sampah anorganik yg akan diproduksi.
6.   Menentukan kebutuhan ruang yang dibutuhkan
7.   Membuat desain TPS 3R
8.   Membuat RAB TPS 3R
9.   Menyusun Rencana Anggaran Biaya
10.   Assitensi hasil DED dan  RAB ke Satuan Kerja PSPLP Provinsi Jawa Barat

Dasar-dasar dalam penyusunan gambar DED, yaitu :
1.   Pengolahan data awal
2.   Minimal desain bangunan TPS 3R
3.   Pembuatan desain arsitektural
4.   Spesifikasi teknik bangunan dan peralatan
5.   Perencanaan bangunan pendukung
 6.   Resiko salah perencanaan

Jumlah Penerima Manfaat       : 400  KK yang terdiri dari 1298 Jiwa

1.      Sistem terpilih             : TPS3R ( Tempat Pengolahan Sampah 3R ) 
a.              Komponen Bangunan
·      Area Pemilahan
·      Area  Mesin Cacah Organik
·      Area Mesin Cacah Plastik
·      Area Mesin Pengayakan
·      Area Pengomposan
·      Ruang Kantor
·      Gudang dan Ruang Peralatan

b.                  Komponen Pengolahan sampah organic
·      Open Windrow (Beton Berongga)

c.                  Komponen Sarana TPS3R
·      Jalan Rabat Beton
·      Tembok Penahan Tanah
·      Taman
9. Total RAB                                  :  Rp 514.184.900,00-
                                              Ppn   :  Rp 35.815.100
                                            Total    :  550.000.000
                                            Terbilang : Lima Ratus Lima Puluh Juta Rupiah
                                            
10.Sumber Dana                             :  1. Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal      
Cipta Karya,Cq Satuan Kerja Penyehatan Lingkungan Pemukiman Jawa Barat
Rp  550.000.000,00-
2.  Konstribusi Masyarakat Calon Penerima Manfaat berupa In Cash Rp 6.000.000
11. Waktu Konstruksi                    : Agustus - Desember 2016
12. Pelaksana                                  : KSM “ 3R Mekarwangi Mandiri